Blogger news

Blogroll

Welcome to Adil's Blog

Archives

Blogger templates


ShoutMix chat widget
v

Total Tayangan Halaman

Pengikut

Mengenai Saya

Foto saya
saya hanyalah sorang pelajar yang menyukai anime

Popular Posts

Naoe Kanetsugu

Rabu, 14 Desember 2011

Naoe KanetsuguSejarah
Naoe Kanetsugu adalah seorang bushi jaman Sengoku, jaman Azuchi-Momoyama hingga awal zaman Edo. Penasehat senior (karo) klan Uesugi. Kanetsugu dilahirkan tahun 1560 di provinsi Echigo sebagai putra pertama Higuchi Kanetoyo yang merupakan pengikut Nagao Masakage, dan ibu dari klan Izumi asal Shinshu. Ayah Kanetsugu disebut-sebut sebagai keturunan Higuchi Kanemitsu yang bekerja sebagai penasehat senior Minamoto no Yoshinaka (Kiso Yoshinaka). Setelah ayah Kagekatsu yang bernama Nagao Masakage wafat, Uesugi Kenshin menjadikan Uesugi Kagekatsu sebagai putra angkat. Kanetsugu merupakan teman sepermainan Kagekatsu, sehingga Sentō-in (ibu Kagekatsu sekaligus kakak perempuan Uesugi Kenshin) mengajak Kanetsugu untuk tinggal di Istana Kasugayama bersama anaknya. Pernyataan ini tidak didukung bukti-bukti kuat karena kurangnya catatan sejarah mengenai keadaan masa itu. Dalam buku sejarah Hankanfu (tahun 1702), ayah Kanetsugu justru ditulis sebagai tukang kayu bakar dan arang.
Penerus klan Naoe
Uesugi Kenshin wafat di tahun 1578, kekuasaan diwariskan kepada Uesugi Kagekatsu. Sampai bulan Agustus 1580, Higuchi Kanetsugu merupakan pendamping sekaligus perantara kalau ada pihak yang ingin berhubungan dengan Kagekatsu. Selanjutnya tanggal 15 Agustus 1580, Kanetsugu diangkat sebagai penulis Inhanjō (surat resmi) bagi Kagekatsu.
Di tahun 1581, ketika Yamazaki Shūsen dan penasehat senior Kagekatsu bernama Naoe Nobutsuna sedang rapat di Istana Kasugayama, Mōri Hidehiro datang untuk membunuh Yamazaki Shūsen. Nobutsuna begitu terkejut dan membalas serangan Mōri Hidehiro dan berhasil melukai Hidehiro di bagian muka, tapi berakhir dengan terbunuhnya Nobutsuna di tangan Hidehiro. Naoe Nobutsuna merupakan kepala klan Naoe yang tidak memiliki putra pewaris, sehingga Kagekatsu yang tidak ingin garis keturunan klan Naoe terputus menjodohkan Kanetsugu dengan Osen no kata yang merupakan putri Naoe Kagetsuna dari klan Naoe. Pernikahan Kanetsugu dengan Osen no kata menjadikan Kanetsugu sebagai putra angkat keluarga Noe. Higuchi Kanetsugu lalu berganti nama menjadi Naoe Kanetsugu, dan diangkat sebagai pewaris klan Naoe. Selanjutnya, Kanetsugu yang dipasangkan dengan Kano Hideharu memulai tugas sebagai pejabat pemerintah.
Masa pemerintahan Toyotomi
Di tahun 1583, Kanetsugu diangkat sebagai penguasa provinsi Yamashiro (Yamashiro no Kami) dengan jabatan Jugoige. Sejak akhir tahun 1584 Kano Hideharu jatuh sakit, sehingga pemerintahan dalam negeri dan hubungan luar negeri hampir seluruhnya menjadi tanggung jawab Kanetsugu. Setelah Hideharu wafat, Kanetsugu bertugas seorang diri sampai di akhir hayatnya.
Di tahun 1588, Toyotomi Hideyoshi menghadiahkan nama keluarga Toyotomi kepada Kanetsugu atas keberhasilannya menaklukkan Shibata Shigeie di tahun sebelumnya (1587). Secara berturut-turut Kanetsugu mencatat keberhasilan dalam tugasnya menaklukkan provinsi Sado di tahun 1589, dan menghancurkan klan Hōjō dalam Pertempuran Odawara (1590). Di tahun 1592, Kanetsugu ikut serta dalam invasi ke Joseon bersama Uesugi Kagekatsu.
Di tahun 1598, Toyotomi Hideyoshi menukar provinsi Echigo yang dimiliki Kagekatsu dengan wilayah Aizu (sekarang di Prefektur Fukushima) yang bernilai lebih tinggi (1.200.000 koku). Kanetsugu mendapat hadiah dari Hideyoshi berupa provinsi Dewa di Yonezawa senilai 60.000 koku termasuk tambahan prajurit sehingga total bernilai 300.000 koku.
Pertempuran Sekigahara
Setelah Hideyoshi wafat tanggal 18 Agustus 1598, Tokugawa Ieyasu berusaha mengambil alih kepemimpinan. Kanetsugu merupakan teman dekat Ishida Mitsunari, sehingga Kanetsugu memutuskan untuk berada di pihak Ishida Mitsunari dan menjadi musuh Tokugawa Ieyasu. Pengikut setia klan Uesugi bernama Fujita Nobuyoshi tidak sependapat dengan Kanetsugu yang ingin menjadi lawan Ieyasu, dan mengusulkan perdamaian dengan klan Tokugawa. Usul berdamai dengan Ieyasu membuat murka Kanetsugu yang berakibat pada pengusiran Fujita Nobuyoshi. Kanetsugu juga berkali-kali menolak undangan Ieyasu untuk datang mengunjunginya di Kyoto. Ieyasu tidak senang dengan pembangkangan Kanetsugu dan melancarkan serangan ke Aizu yang dikenal sebagai Penaklukan Aizu. Peristiwa penyerangan ini menjadi sebab tidak langsung Pertempuran Sekigahara.
Kanetsugu memimpin 30.000 prajurit elit untuk menyerbu ke Yamagata yang merupakan wilayah kekuasaan Mogami Yoshiaki. Penyerangan Kanetsugu berhasil menghancurkan berbagai posisi klan Mogami seperti Istana Hataya yang dipertahankan pengikut Yoshiaki yang bernama Eguchi Gobei. Selanjutnya, pasukan Kenetsugu menyerang berbagai posisi pengikut klan Mogami, seperti Istana Hasedō yang dipertahankan Shimura Mitsuyasu dan Istana Kamiyama yang dipertahankan Satomi Minbu. Akibat perlawanan sengit pasukan Mogami, penyerbuan ke Istana Hasedō memerlukan waktu yang lama, ditambah tewasnya jenderal di pihak pasukan Uesugi yang bernama Kamiizumi Yasutsuna.
Sementara itu, Pertempuran Sekigahara pecah di provinsi Mino, dan kabar kekalahan kubu pasukan barat sampai di Ōshū (provinsi Mutsu). Semangat tempur pasukan Mogami yang berpihak di kubu pasukan timur dalam Pertempuran Sekigahara menjadi menyala-nyala. Pasukan pimpinan Rusu Masakage datang untuk mengejar pasukan Kanetsugu. Pertempuran sengit terjadi antara pasukan Kanetsugu dengan pasukan Rusu Masakage yang dikirim Date Masamune untuk membantu pasukan Mogami. Pengikut Kenshin seperti Suibara Chikanori dan Maeda Toshimasu bertempur mati-matian hingga berhasil menekan kerugian hingga sekecil mungkin. Perlawanan yang diberikan pasukan Uesugi sewaktu sedang ditarik bahkan sempat dipuji-puji pihak lawan (Mogami Yoshiaki dan Tokugawa Ieyasu).
Zaman Edo
Di bulan ke-7 tahun 1601, Uesugi Kagekatsu berangkat ke Kyoto ditemani Naoe Kanetsugu untuk memohon pengampunan dari Tokugawa Ieyasu. Permohonan ampun dikabulkan Ieyasu dan klan Uesugi boleh terus dipertahankan, tapi menerima hukuman berupa pemindahan wilayah kekuasaan klan Uesugi dari provinsi Aizu ke provinsi Dewa Yonezawa yang hanya bernilai 300.000 koku.
Naoe Kanetsugu diminta bersumpah setia kepada Tokugawa Ieyasu, dan Kanetsugu berganti nama sebagai Shigemitsu pada tanggal 4 Januari 1608. Setelah itu, Kanetsugu membangun tanggul dan kota sekeliling Istana Yonezawa. Kanetsugu berjasa dalam membangun dasar-dasar pemerintahan wilayah (han) Yonezawa, termasuk pembangunan industri dan pertambangan.
Sementara itu, klan Uesugi mencoba berdamai dengan klan Tokugawa dan menjalin hubungan dengan Honda Masanobu. Di tahun 1609, klan Uesugi dibebaskan dari pajak sebesar 100.000 koku berkat bantuan Honda Masanobu yang tampil sebagai penengah sehingga klan Uesugi sangat terbantu. Selain itu, putra Masanobu yang bernama Honda Masashige untuk sementara sempat dijadikan putra angkat Kanetsugu. Hubungan bapak-anak antara Kanetsugu dan Masashige bahkan masih terus berlanjut setelah status putra angkat Masashige dibatalkan.
Di masa tuanya, Kanetsugu sempat bertempur di pihak Tokugawa dalam Pertempuran Osaka tahun 1614. Di rumah kediaman Uroko-yashiki di Edo, Kanetsugu wafat di usia 60 tahun pada tanggal 19 Desember 1619.
Leer Completo...

Azai Nagamasa

Asai NagamasaSejarah
Asai Nagamasa (1545-1573), gelarnya adalah Bizen no kami. Nagamasa dilahirkan di Istana Odani dan anak dari Asai Hisamasa (1524-1573) Daimyo kedua dari keluarga Asai. Tidak seperti ayahnya Hisamasa kurang berpengalaman menjadi pemimpin dari keluarga Asai, hal ini menyebabkan banyak istana jatuh ke tangan musuh. Asai pernah di nikahkan dengan seorang gadis dari klan Rokkaku, tetapi pernikahan itu gagal. Pelayan keluarga Asai setju untuk menurunkan Hisamasa dan menaikkan Nagamasa menjadi pemimpin, pada umur 15 tahun akhirnya Nagamasa menjadi pemimpin klan. Dia berhasil membuktikan diri menjadi pemimpin yang pantas bagi klan Asai, Di umur yg masih muda dia berhasil merebut kembali Istana Futo di tahun 1561. dan mengalahkan pasukan Rokkaku di pertempuran Norada. Setelah kesuksesannya, para pelayan mengatakan Nagamasa merupakan reinkarnasi dari kakeknya. Dia selanjutnya menyerang Mino dan bertemu dengan klan Saito. Rokkaku mengambil kesempatan ini untuk merebut Istana Sawayama di Omi, tetapi untungnya Nagamasa memberikan jumlah pasukan yg cukup untuk mengalahkan pasukan Rokkaku. karena bersebrangan dengan Oda Nobunaga dia akhirnya dinikahkan dengan saudara perempuan Oda yg bernama Oichi pada tahun 1564 untuk menghindari perpecahan / pertempuran.
Di tahun 1570 Nobunaga yg telah menguasai Kyoto menyerang keluarga Asakura di Echizen. walaupun telah menjadi saudara kerabat Nobunaga tetapi pertemanan dengan keluarga Asakura lebih kuat dari pernikahan itu sendiri menyebabkan Azai Nagamasa menolong Asakura dalam melawan Nobunaga. Nagamasa akhirnya mendeklarasikan untuk melawan Nobunaga, pada pertempuran tersebut Nobunaga kalah akhirnya berhasil mundur karena bantuan Tokugawa Ieyashu. Nobunaga dan Ieyashu menyerang Odani pada tahun 1570 untuk mengurangi kekuatan lawan, yang menyebabkan Asakura harus mengirim bantuan untuk pasukan Nagamasa, hal ini menyebabkan pasukan Asakura kalah di pertempuran Anegawa, untuk membalas akan kekalahan tersebut Nagamasa dan Asakura akhirnya berhasil memenangkan pertempuran di Otsu dan membunuh saudara muda Nobunaga. Nagamasa tahu bahwa dirinya akan kalah bila melawan pasukan Oda dan Tokugawa, tapi dia tetap melawan Nobunaga. pada tahun 1571 dan 1572, karena kematian musuh terkuat Nobunaga, Takeda Shingen maka Nobunaga bisa fokus menyerang Omi dan Echizen dan juga pasukan Asakura mengalami krisis dan ini menjadi kesempatan bagi Nobunaga dan Tokugawa untuk menyerang mereka. Pada tahun 1573, Nobunaga menyerang Istana Sawayama yg dijaga oleh Isono Kazumasa. Kazumasa berhasil bertahan selama satu bulan dan akhirnya menyerah, Nagamasa merespon dengan membunuh Ibu dari Kazumasa yg dijadikan sandera. Nobunaga akhirnya berencana menyerang Odani untuk kedua kalinya. Mengetahui hal ini Nagamasa memerintahkan Oichi dan ketiga anak wanitanya kembali ke Nobunaga dan Nagamasa melakukan Seppuku bersama dengan anaknya. Salah satu anak dari Nagamasa menjadi selir Toyotomi Hideyoshi dan melahirkan Toyotomi Hideyori.  Dia terbunuh di Istana Osaka pada tahun 1615.
Leer Completo...

Shibata Katsuie

Shibata KatsuieSejarah
Shibata Katsuie (1522–14 juni 1583) atau biasa dipanggil Gonroku, seorang komandan perang di jaman Sengoku yang mengabdi kepada Oda Nobunaga. Katsuie dilahirkan di keluarga Shibata, keluarga Shibata adalah cabang dari klan Shiba. Katsuie awal mulanya mengabdi kepada Oda Nobukatsu (Oda Nobuyuki), adik laki-laki dari Oda Nobunaga. Di tahun 1556, Katsuie melakukan pemberontakan kepada Oda Nobunaga, tetapi setelah kekalahan di pertempuran Ino KAtsuie mundur dari pertempuran dan berubah pikiran untuk mengabdi kepada Oda Nobunaga, hal ini menyebabkan  dia diampuni tetapi kakak Katsuie tetap di eksekusi. Dia akhirnya diampuni dan mengabdi di bawah klan Nobunaga dan pernah menikah dengan Oichi. Di tahun 1564, Oichi yang telah menikah dengan Azai Nagamasa akhirnya dikembalikan oleh Azai Nagamasa saat kekalahan dia di istana Odani, dia dan anaknya melakukan seppuku dan mengembalikan ketiga anak perempuan nya ke Oda Nobunaga. Katsuie saat itu tidak di Anegawa, tetapi dia berjaga di istana Chokoji oleh 4000 pasukan Rokkakku. Dia berhasil memenangkan pertempuran tersebut dan menyebabkan 400 pasukan Rokkakku mundur, dia akhirnya mendapatkan gelar Oni Shibata.
Di tahun 1575, Katsuie telah menguasai Echizen dan mendapatkan istana Kitanosho (Hokujo) dan memimpin pasukan untuk menaklukkan Hokuriku. Setelah menguasai daerah Kaga dan Noto, dia segera melakukan perjalanan untuk menaklukkan provinsi Etchu di tahun 1581. Di tahun 1582 Nobunaga terbunuh di kuil Honnonji tetapi Katsuie tertahan di Matsukura dan melawan pasukan Uesugi, tetapi dia berhasil kembali untuk menyelamatkan Nobunaga dan sayangnya dia tidak berhasil. Dalam pertemuan di Kiyosu untuk menentukan penerus Nobunaga, dia mendukung Oda Nobuaka dan Takigawa Kazumasa untuk bertempur melawan Hideyoshi. Akan tetapi dia tidak sempat membantu kedua temannya karena dia harus bertempur dengan pasukan Uesugi dan badai salju yang menerpa daerahnya. Pasukannya dibawah kepemimpinan Sakuma Morimasa yang bertahan di Nakagawa Kiyohide di Shizugatake diperintahkan untuk melancarkan serangan, tetapi perintah tersebut diabaikan dan dia dikalahkan oleh pasukan Hideyoshi yang menyebabkan Katsuie harus mundur ke istana Kitanosho. Dia akhirnya menyerah dan melakukan seppuku dan membakar istana nya. Dia memerintahkan Oichi membawa serta adik perempuannya untuk meninggalkan mereka. Puisi sebelum kematiannya adalah :
“Natsu no yo no
yumeji hakanaki
ato no na wo
kumoi ni ageyo
yamahototogisu”
“Fleeting dream paths,
in the autumn night!
O bird of the mountain,
carry my name beyond the clouds.”
Leer Completo...

Saika Magoichi

Sejarah
Saika Magoichi yang juga dipanggil dengan nama Saiga Magoichi, adalah nama yang diberikan kepada pemimpin dari Saiga Ikki yang lahir di tahun 1535. Suzuki Sadayu dan Suzuki Shigehide adalah beberapa orang yang mempunyai gelar ini. Suzuki Shigehide mungkin yang pantas diberi nama Saika Magoichi dibandingkan dua orang lainnya karena dia yang mendukung pemberontakan Ikko melawan Oda Nobunaga. Di dalam games Onimusha 2, digambarkan sebagai seorang musketeer yang berusaha melindungi desa Saiga dari pasukan Nobunaga karena dia mempunyai hutang budi pada seorang wanita di desa tersebut. Dalam Samurai warrior 2 dan seterusnya dia dimunculkan sebagai karakter yang bisa dimainkan. Diamenikahi Lady Saika pada tahun 1534-1579, dia meninggal dalam sebuah pertempuran tapi ini susah dibuktikan karena sedikit informasi mengenai Saika Magoichi.
Leer Completo...

Takeda Shingen

Senin, 12 Desember 2011

Takeda Shingen                         


Sejarah
Takeda Shingen (1 Desember 1521 – 13 Mei 1573 ) adalah seorang daimyo dari Provinsi Kai Shinano yang mempunyai kekuatan militer yang kuat dan berusaha menguasai jepang di akhir masa Sengoku. Takeda Shingen mempunyai nama kecil Takeda Taro (Katsuchiyo) tetapi setelah itu dia diberi nama Takeda Harunobu yang diberikan oleh Ashikaga Yoshiharu ( Shogun Ashikaga generasi ke-12 ). Di tahun 1559 dia merubah namanya menjadi Takeda Shingen (dia merubahnya tas keinginan sendiri) Arti kata Shingen diambil dari tulisan China, Shin berarti “Percaya” dan Gen berarti “hitam” yang punya arti kepintaran dan kebenaran dalam ajaran Budha. Shingen sering dipanggil dengan panggilan “Tiger of Kai” karena kemampuan beladiri dan kekuatannya di medan pertempuran.Rival Takeda Shingen, Uesugi Kenshin yang juga dipanggil “Dragon of Echigo” atau juga “Tiger of Echigo” dan dalam mitologi china naga dan macan adalah rival abadi, tetapi seringnya berakhir seri. Takeda adalah anak pertama dari Takeda Nobutora, pemimpin dari klan Takeda dan Daimyo provinsi Kai. Dia sering menemani ayahnya untuk menuju medan perang, dan dia juga berhasil menjadi salah satu orang yg dihormati di klan nya dalam umur yang masih muda. Pada saat upacara kedewasaan dia akhirnya memberontak melawan Ayahnya, dia berhasil pada umur 21 untuk menguasai klan. Sebenarnya ayah Takeda Shingen menginginkan anak kedua yang menggantikannya (Takeda Nobushige) tetapi akhirnya ayahnya dipaksa mengundurkan diri oleh Takeda Shingen dan diasingkan ke Provinsi Suruga dan dibawah pengawasan Klan Imagawa. Ketika Takeda Shingen berumur 49 tahun, dia hanyalah satu-satunya Daimyo yang sanggup melawan kekuatan militer pasukan Oda Nobunaga, dia melawan pasukan Tokugawa Ieyashu di tahun 1572 dan berhasil menangkap Futamata dan melanjutkan perjalanan dan bertempur di perang Mikatagahara. Dia berhasil menang melawan pasukan Nobunaga walaupun ini hanyalah kemenangan yang kecil. Setelah itu dia dan rombongannya melanjutkan lagi menuju Provinsi Mikawa, tetapi sayangnya Takeda Shingen meninggal karena sakit yang di deritanya di kamp tersebut dan dikuburkan di daerah Erin-ji di Koshu provinsi Yamanishi.
Leer Completo...

Toyotomi Hideyoshi

Toyotomi Hideyoshi

Sejarah
Toyotomi Hideyoshi ( 2 Februari 1536 – 18 September 1598 ) adalah pemimpin Jepang mulai dari zaman Sengoku sampai zaman Azuchi Momoyama. Lahir sebagai anak petani di desa Nakamura, provinsi Owari (sebelah barat Prefektur Aichi), sewaktu menjadi tangan kanan daimyo Oda Nobunaga yang paling diandalkan. Setelah berhasil berdamai dengan klan Mori di daerah Chugoku, Hideyoshi menarik kembali pasukannya (peristiwa Penarikan Pasukan dari Chugoku) ke Kyoto menemukan Oda Nobunaga sang majikan dibunuh oleh bawahannya Akechi Mitsuhide dalam Insiden Honnoji (honnoji no hen). Hideyoshi mewariskan kekuasaan Oda Nobunaga setelah berhasil menghabisi Akechi Mitsuhide dalam Pertempuran Yamazaki. Hideyoshi membangun Istana Osaka, tapi mengingat latar belakangnya sebagai orang biasa, Kaisar belum bisa memberikan gelar shogun, sehingga untuk sementara Hideyoshi diberi gelar Kampaku. Pada waktu menerima jabatan Dajo daijin ( 1586), kaisar menghadiahkan nama keluarga Toyotomi. Setelah berhasil menjadi pemimpin yang mempersatukan seluruh wilayah Jepang, Toyotomi Hideyoshi mengadakan survei wilayah yang disebut Taikokenchi (Taikokenchi) dan melarang orang di luar kalangan bushi untuk memiliki senjata katana. Di tengah invasi ke Korea yang disebut Perang Tujuh Tahun (Bunroku-keicho no eki), Toyotomi Hideyoshi tutup usia setelah mewariskan kekuasaan kepada putranya Toyotomi Hideyori yang dititipkannya kepada Tokugawa Ieyasu.
Perjalanan hidup Toyotomi Hideyoshi yang luar biasa dari anak petani sampai menjadi orang nomor satu di zaman Sengoku sering dijadikan bahan cerita yang dikisahkan secara turun temurun dan sering dilebih-lebihkan. Toyotomi Hideyoshi konon pernah membangun Istana Sunomata dalam waktu semalam, mempertaruhkan nyawa dalam Pertempuran Kanegasaki agar posisi Oda Nobunaga yang sedang terjepit maut bisa lolos melarikan diri, dan pernah menyerang Istana Takamatsu dengan banjiran air.
Toyotomi Hideyoshi berhasil menjadi pemimpin pemersatu Jepang setelah menaklukkan klan Gohojo yang merupakan musuh besar terakhir. Hideyoshi berhasil menghentikan perang berkecamuk sejak lama dan menandai berakhirnya periode Sengoku.
Pada tahun 1591, Hideyoshi melakukan suksesi, jabatan Kampaku diwariskan Hideyoshi kepada keponakannya yang bernama Toyotomi Hidetsugu, sedangkan Hideyoshi mendapat gelar Taiko (sebutan kehormatan untuk pensiunan Kampaku).
Ada cerita tentang Hideyoshi yang kabarnya pernah memerintahkan pengikutnya, seorang guru upacara minum teh ( sajin) yang bernama Sen no Rikyu untuk bunuh diri. Furuta Shigeteru dan Hosokawa Tadaoki sudah berusaha menjelaskan duduk perkara dan memohon kepada Hideyoshi untuk mengampuni nyawa Sen no Rikyū tapi ternyata tidak ditanggapi. Sen no Rikyu akhirnya melakukan seppuku dan kepalanya dipertontonkan di jembatan Ichijomodori. Ada berbagai pendapat yang bertentangan mengenai sebab terjadinya peristiwa ini.
Pada tahun itu juga (1591), terjadi pemberontakan yang disebabkan oleh seluruh anggota keluarga klan Nambu terlibat sengketa soal pewaris kekuasaan Kunohe Masazane. Hideyoshi segera menyetujui permohonan bantuan dari Nambu Nobunao dan menunjuk Toyotomi Hidetsugu sebagai panglima pasukan gabungan. Pasukan gabungan untuk menyerbu Kunohe terdiri dari pasukan pimpinan Gamō Ujisato, Asano Nagamasa, dan Ishida Mitsunari. Pasukan milik para daimyo dari wilayah Tohoku juga diperintahkan untuk bergabung, sehingga pasukan jumlahnya makin bertambah banyak. Konon jumlah pasukan yang menyerbu Kuzunohe hingga mencapai 60.000 prajurit. Kakak beradik Kunohe Masazane dan Kunohe Sanechika memang mengadakan perlawanan tapi akhirnya tidak berdaya diserang pasukan dalam jumlah besar dan menyerah. Pemberontakan selesai setelah seluruh anggota keluarga klan Kunohe dihabisi dengan cara dipenggal.
Pada tahun 1592, Hideyoshi mengirim pasukan ke dinasti Joseon (sekarang dikenal sebagai Korea). Perang ini disebut Perang Tujuh Tahun (bunroku keichō no eki?). Pada saat awalnya, pasukan Joseon dapat mudah ditaklukkan, Hanyang (sekarang dikenal sebagai Seoul) pun berhasil dikuasai pasukan Hideyoshi. Situasi perang bertambah buruk akibat datangnya bala bantuan dari dinasti Ming dan perlawanan pasukan relawan dari berbagai daerah di Joseon, sehingga harus dibuat gencatan senjata.
Pada tahun 1593 lahir seorang anak laki-laki yang dinamakan Toyotomi Hideyori dari istri muda Hideyoshi yang bernama Yodo dono. Dua tahun kemudian (1595), keponakan Hideyoshi yang bernama Toyotomi Hidetsugu diperintahkan untuk melakukan seppuku dengan alasan perbuatan Hidetsugu sudah tidak terkendali sampai-sampai mendapat julukan “Kampaku haus darah.” Penasehat Hidetsugu dan pengikut setia Hideyoshi seperti Maeno Nagayasu juga dianggap terlibat sehingga diperintahkan melakukan seppuku. Seluruh anggota keluarga Hidetsugu seperti istri dan anak-anaknya juga dihukum mati. Ada berbagai pendapat yang meragukan perbuatan perbuatan yang di luar batas yang dilakukan Hidetsugu. Pendapat lain mengatakan Hidetsugu dianggap tidak dibutuhkan lagi karena kelahiran Toyotomi Hideyori yang merupakan anak sah dari Yodo dono sekaligus pewaris klan Hideyoshi.
Kegagalan perundingan damai menyebabkan Hideyoshi kembali menginvasi Joseon untuk yang kedua kali pada tahun 1597. Di tengah kemelut invasi ke Joseon, Hideyoshi yang menderita kanker perut merasa umurnya tidak akan lama lagi. Pada tanggal 18 Agustus 1598, Hideyoshi memanggil lima pembantu seniornya dan menunjuk Tokugawa Ieyasu dan Toyotomi Hideyori sebagai pelaksana tugas sehari-hari, sedangkan Maeda Toshiie ditunjuk sebagai pendamping Hideyori yang masih kecil. Hideyoshi lalu tutup usia di Istana Fushimi di usia 62 tahun.
Invasi ke Joseon berakhir setelah wafatnya Hideyoshi. Perang ini menyebabkan kerugian besar pada tentara rakyat Joseon dan kerusakan besar-besaran wilayah Joseon. Kerugian besar juga dialami pasukan bala bantuan dari kekaisaran dinasti Ming, tapi pihak Jepang justru mengalami kerugian yang jauh lebih besar. Prajurit terbaik Hideyoshi banyak yang gugur di medan laga Joseon, sehingga hubungan antara klan Hideyoshi dan para pengikutnya menjadi retak. Salah satu agenda politik luar negeri Keshogunan Tokugawa adalah memperbaiki hubungan buruk antara Jepang dan Joseon.
Sebelum tutup usia, Hideyoshi menulis puisi perpisahan berupa tanka yang berbunyi: tsuyu to ochi tsuyu to kienishi wagamikana naniwa no koto wa yume no mata yume (tsuyu to ochi tsuyu to kienishi wagamikana naniwa no koto wa yume no mata yume? embun jatuhlah, embun lalu hilanglah, jalan hidupku, kisah tentang Naniwa, mimpi di dalam mimpi).
Leer Completo...

Fuma Kotaro

Sejarah

Fuma Kotaro (1550–1610) juga dipanggil kazama. Kotaro lahir di propinsi Sagami, banyak kejadian sejarah yang tidak mencatat tentang ninja ini. bagaimana aktifitasnya dan apa saja yang telah dilakukan bagai menghilang. Dia adalah keturunan kelima dari pemimpin klan Fuma yang bekerja untuk klan Hojo. di tahun 1570an Kotaro dikirim untuk membunuh Takeda Shingen, tetapi banyak cara yang telah dilakukan oleh kotaro dan ternyata gagal. Tapi ada satu kejadian di tahun 1573 dia hampir membunuh Takeda ketika Takeda melakukan penyerangan ke markas musuh.
Pada bulan maret 1581, benteng Hojo diserang oleh pasukan Takeda Katsuyori, dia membangun benteng / markas di gunung yang berlawanan arah dengan benteng Hojo. Kotaro dan beberapa ninjanya melakukan taktik berupa serangan malam dengan beberapa orang dan berusaha memancing agar lawan menyerang. tapi taktik ini akhirnya memberikan kemenangan pada kubu klan Hojo karena Kotaro dan ninjanya melakukan serangan malam yang merusak dan menghancurkan mental pasukan lawan. Mereka membunuh banyak paasukan lawan dan membunuh secara brutal sehingga menyebabkan pasukan lawan harus berjaga tiap malam dan siang. Hal ini menyebabkan kekuatan pasukan lawan menurun dan menyebabkan ketakutan berlebihan di kalangan pasukan Takeda Katsuyori. Setelah beberapa dekade klan ninja fuma hanya menjadi sekelompok bajak laut / sekelompok bandit yang meresahkan masyarakat. Di tahun 1596 Ieyashu Tokugawa memerintahkan Hattori Hanzo untuk membekuk kelompok ninja tersebut. Hattori membangun kapal yang besar dengan perlengkapan dan meriam besar. Dia tahu kalau klan Fuma berlayar dengan menggunakan beberapa kapal2 kecil dan sebuah kapal selam kecil bernama Funakainin. Ketika kapal telah selesai dibuat Hattori dan krunya berlayar ke Selat Sou untuk mencari klan Fuma. Disana mereka menemukan markas lawan dengan beberapa kapal kecil berderet tanpa pasukan. Hattori akhirnya menembakan meriam dan menghancurkan beberapa kapal lawan. Melihat kapal lawan yang mengalami kerusakan dan berusaha melarikan diri Hattori memerintahkan kru kapal untuk mengejarnya, mereka akhirnya mengejar sampai ke sungai kecil. Ternyata ini adalah sebuah jebakan dari klan fuma untuk memancing kapal lawan ke sungai kecil dan menyerang mereka. Kotaro memerintahkan pasukannya untuk menembakkan panah api ke kapal Hattori. Karena kapal yang mulai terbakar Hattori memerintahkan krunya untuk melompat ke sungai, tetapi mereka menolak. Akhirnya Hattori memerintahkan krunya untuk melemparkan mesiu ke sungai. Hal ini sia2 karena Kotaro telah memerintahkan pasukannnya untuk melemparkan minyak ke sungai dan mulai membakarnya. Hatori dan krunya akhirnya mati di kapalnya karena terbakar. Rahasia keberhasilan ini karena adanya kapal selam kecil yang dapat menyusup ke kapal lawan dan menyulut api dari dalam
Fuma Kotaro kemudian menghilang dalam kabut sejarah tanpa ada penulisan sejarah mengenai keberadaan dan kematiannya.
Leer Completo...

Diberdayakan oleh Blogger.

ShoutMix chat widget
[Clos]